ditulis oleh Desy Puspita Nur Izzah, Imelda Nauli Gultom, Rhizna Aulia Putri, Amelia Putri Anbiya’, Putri Pratami Susanti, Maurissa Tiara Putri
Surabaya, 2023 – Kasus kekerasan seksual dan kekurangan gizi pada anak di Indonesia terus mengalami kenaikan. Berdasarkan catatan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) pada tahun 2022 kasus kekerasan seksual pada anak mencapai 9.588 kasus dan Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) menyebut bahwa 21,6 persen anak mengalami stunting. Hal ini menandakan bahwa Indonesia sudah mengalami darurat kekerasan seksual dan kekurangan gizi pada anak. Seperti yang diketahui bahwa anak kecil sangatlah rentan dan belum mampu melindungi diri mereka dengan baik, hal itu yang menjadi alasan kuat dari penulis untuk dapat menginisiasi sebuah project yang bertujuan untuk meningkatkan self-awareness anak-anak terhadap batasan-batasan tubuh yang boleh dan tidak boleh disentuh saat melakukan interaksi dengan orang lain, lalu mengedukasi mereka bagaimana sikap atau cara menanggulangi adanya kekerasan seksual sedini mungkin, dan memberikan edukasi kepada mereka mengenai pentingnya menjaga gizi.
Dengan berlokasi di TK Santa Maria Regina Surabaya dan melibatkan mitra seorang perawat dari Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo, kami melaksanakan kegiatan project berjudul “Be Aware, Be Secure, Be Happy” kepada anak-anak TK B di TK Santa Maria Regina Surabaya yang berjumlah 20 orang. Dengan target SDG’s No. 5 dan SDG’s No. 2, kami melaksanakan kegiatan pendidikan seksual dini dan edukasi gizi. Sebagai implementasi dari SDG’s No. 5, kami membawakan topik pada materi pertama yang berjudul “Ayo Jaga Diri Kita” yang dibawakan oleh mitra kami, Clarita Tasya, dan dilanjutkan pula dengan praktik “Sing Along”. Kemudian materi kedua yakni tentang gizi sebagai implementasi dari SDG’s No. 2, kami memberikan materi yang berjudul “Sumber Vitamin” yang dibawakan oleh rekan kami Amelia putri.
Berdasarkan konteks SDG’s No. 2, project ini bertujuan memberikan pengetahuan kepada anak-anak TK tentang pentingnya makanan bergizi. Dengan pemberian materi dalam bentuk kegiatan interaktif dan edukatif, diharapkan anak-anak dapat mengenali jenis makanan sehat, memahami manfaatnya, serta mengembangkan kebiasaan konsumsi makanan bergizi untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan optimal. Sementara itu, pendekatan SDG’s No. 5 akan memperkenalkan konsep kesetaraan gender dan pentingnya penghormatan terhadap perbedaan. Melalui penyuluhan seks edukasi yang disesuaikan dengan tingkat usia anak TK, diharapkan mereka dapat mengetahui prinsip-prinsip dasar tentang tubuh, privasi, dan pentingnya menghormati sesama teman.
Saran Kebijakan
Untuk mengantisipasi tingginya tingkat kekerasan seksual pada anak-anak di bawah umur dan kasus kekurangan gizi, terdapat saran kebijakan yang dapat dibentuk oleh pemangku kebijakan. Terkait kasus kekerasan seksual pemerintah perlu mewajibkan adanya pendidikan seksual dalam kurikulum sekolah dengan pedoman yang inklusif dan sesuai jenjang usia peserta didik. Diperlukan juga pelatihan bagi guru untuk memberikan informasi mengenai sensitivitas gender dan budaya, serta menerapkan program yang dapat mendorong dialog terbuka yang aman untuk dibicarakan di dalam kelas. Melalui perwujudan langkah tersebut, pemerintah dapat memastikan anak-anak menerima pendidikan seksual yang holistik, sehingga dapat mengurangi stigma negatif dan mempromosikan pemahaman yang positif.
Selanjutnya terkait kasus kekurangan gizi terdapat beberapa saran kebijakan pula untuk mengurangi angka kasus stunting pada anak, seperti pemerintah perlu meningkatkan jaminan kualitas bahan pangan, akses air minum, hingga pelayanan kesehatan kepada anak-anak. Dibutuhkan pula penyuluhan terkait peningkatan pengetahuan dan kesadaran kepada para orang tua untuk pemenuhan asupan gizi pada anak. Dengan demikian, pemerintah diharapkan semakin memperhatikan dan memastikan agar setiap anak-anak memiliki pertumbuhan yang layak dan tercukupi demi perkembangan tumbuh kembang yang baik.
Melalui kegiatan social project yang difokuskan untuk anak-anak TK, penulis berharap dapat menciptakan lingkungan dimana anak-anak TK akan tumbuh dengan pemikiran yang positif terkait makanan sehat dan kesetaraan gender berdasar pada pemahaman mengenai SDG’s No. 2 (Zero Hunger) dan SDG’s No. 5 (Gender Equality). Penulis juga berharap pengadaan kegiatan social project ini dapat membawa dampak jangka panjang terhadap gaya hidup sehat dan sikap positif terhadap perbedaan gender di masa depan. Dengan demikian, para generasi muda nantinya dapat menyadari akan pentingnya pemahaman mengenai nutrisi sehat dan kesetaraan gender, sehingga dapat memberikan kontribusi nyata terhadap pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.
Referensi
Indonesia, CNN. (2023, January 28). Kemenpppa: Ri Darurat kekerasan seksual anak, 9.588 Kasus Selama 2022. nasional. https://www.cnnindonesia.com/nasional/20230127173509-20-905780/kemenpppa-ri-darurat-kekerasa n-seksual-anak-9588-kasus-selama-2022
Indonesia, CNN. (2023b, July 9). 21 Juta Warga Ri Kekurangan Gizi Dan 21,6 persen anak stunting. nasional. https://www.cnnindonesia.com/nasional/20230709144437-20-971275/21-juta-warga-ri-kekurangan-giz i-dan-216-persen-anak-stunting
Tags: HandaruanxLABIRIN, Social Projects, SGDs

Leave a comment