Generasi Anak Sehat dan Ceria Surabaya

Published by

on

ditulis oleh Hawhyanus Jiwana, Jiehan Pratama Saksananta, Septiandini Saskia Putri, Kalila Calya Maheswari, Henokh Kristian, Hilmi A. Ibrahim, Constantine Badrani M.

Surabaya, 18 November 2023 – Rendahnya mutu pendidikan dan ketidakmerataan gizi seimbang di Indonesia berdampak kepada kesejahteraan serta masa depan generasi-generasi anak-anak Indonesia. Menyikapi hal ini, kelompok kami menginisiasi proyek sosial “Generasi Anak Sehat dan Ceria Surabaya”. Pelaksanaan proyek tersebut berlandaskan pada beberapa data kolektif yang kami ketahui berdasarkan laporan pemerintah daerah. Pelaksanaan proyek sosial “Generasi Anak Sehat dan Ceria Surabaya” mengacu pada beberapa poin Sustainable Development Goals (SDG’s) yang diinisiasi oleh PBB, poin tersebut tercantum pada poin 3 Good Health and Well Being serta poin 4 Quality Education. Indikator serta percabangan yang diambil dalam kegiatan sosialisasi kami terambil pada indikator 3.4 yaitu mengurangi kematian prematur dari penyakit tidak menular melalui pencegahan dan pengobatan, setra promosikan kesehatan mental dan kesejahteraan pemenuhan kebutuhan dasar kemudian 4.1 yaitu, semua anak dapat menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah yang gratis, adil, dan berkualitas mengarah pada hasil belajar yang relevan dan efektif. Sampai saat ini penulis belum menemukan data pemerintah daerah yang menjabarkan rencana yang direalisasikan untuk meminimalisir kualitas pendidikan yang rendah di Surabaya pada tahun 2022-2023. Sedangkan, untuk tingkat penekanan angka gizi tidak seimbang, level yang diimplementasikan hanya pada balita untuk mencegah stunting.

Berdasarkan data yang dihimpun melalui Dispendukcapil Surabaya memaparkan bahwa dari tabel jumlah penduduk Kecamatan Wonokromo pada tahun 2021 terdapat 40.224 Jiwa. Sedangkan dari tinjauan tingkat pendidikan di Wonokromo sebanyak 9.329 Jiwa tidak bersekolah, 3.522 jiwa tidak tamat SD, 4.033 Jiwa tamatan SD dan 4.746 Jiwa tamatan SMP. Dari data ini dapat disimpulkan hanya 53.78% dari keseluruhan penduduk di wilayah kecamatan Wonokromo yang menempuh pendidikan lebih dari tingkat SMP. Hal ini mengindikasikan perlunya sebuah fasilitas kegiatan atau sosialisasi yang fokus terhadap peningkatan mutu pendidikan, khususnya untuk kalangan masyarakat menengah kebawah Prevalensi angka stunting di Surabaya yang dihimpun dalam data Survei Status Gizi Surabaya (SGGI) mengalami penurunan secara bertahap, terdapat 529 kasus yang ditemui tertanggal 26 September 2023. Keterlibatan ini tidak terlepas dari stakeholder serta peran dari civitas akademik, volunteering serta gerakan aksi masyarakat sehat Surabaya.

After Movie “Generasi Anak Sehat dan Ceria Surabaya”

Pelaksanaan kegiatan sosialisasi dilakukan pada tanggal 18 November 2023 di Jalan Lumumba, Wonokromo, Surabaya. Kelompok kami bekerja sama dengan NGO “Wepose Surabaya” sebagai mitra dalam penyelenggaraan kegiatan sosialisasi ini. Sasaran dari kegiatan ini adalah Anak-anak yang bermukim di area pemukiman dekat rel kereta api dengan status masyarakat marginal. Kegiatan ini diikuti oleh 10-20 anak-anak secara bertahap selama pelaksanaanya.

Pemenuhan hak pendidikan untuk warga Lumumba perlu mendapatkan perhatian lebih dari Pemda. Sebagai langkah untuk memenuhi kebutuhan akan pendidikan yang layak ini diperlukan bantuan-bantuan pemerintah, stakeholder, dan pihak eksternal. Diharapkan dengan terlibatnya tidak hanya pihak pemerintah dapat menjalin kerja sama yang dapat berfokus untuk memenuhi hak pendidikan warga Lumumba. Diperlukan juga kontribusi-kontribusi dari warga Lumumba itu sendiri untuk dapat berpartisipasi secara lebih aktif dalam bidang pendidikan seperti mengikuti program wajib belajar 12 tahun. Untuk dapat mewujudkan program ini Pemerintahan dapat memberi segala bentuk bantuan baik berupa finansial seperti dana bantuan sekolah atau beasiswa maupun bantuan infrastruktur pendidikan.

Penduduk perkotaan terus tumbuh, dan dengan pertumbuhan ini, masalah-masalah kritis muncul di banyak daerah kampung, khususnya yang ditandai oleh keterbatasan infrastruktur, seperti luas jalan yang sangat kecil dan lokasi yang dekat dengan rel kereta api. Untuk mengatasi tantangan ini, pemerintah perlu merancang kebijakan yang holistik dan berkelanjutan.

Pemerintah perlu memberikan perhatian khusus pada pengembangan infrastruktur dasar di daerah kumuh, termasuk akses air bersih, sanitasi, dan listrik. Program revitalisasi infrastruktur ini dapat membawa dampak positif langsung pada kesejahteraan masyarakat. Untuk mengatasi masalah keselamatan di daerah yang dekat dengan rel kereta api, langkah-langkah konkret perlu diambil. Pemerintah harus menyediakan peringatan dan tanda yang jelas di sekitar area berisiko, termasuk pembangunan pagar yang memisahkan kampung dari jalur kereta. Penyediaan jalur pejalan kaki atau penyeberangan yang aman juga sangat penting untuk menghindari kecelakaan yang tidak diinginkan. Selain itu, pemerintah juga harus menerapkan program pemberantasan penyakit menular seperti penyakit diare dan infeksi saluran pernapasan, dan infeksi kulit agar dapat mengurangi beban penyakit. Vaksinasi, edukasi kesehatan, dan akses mudah ke fasilitas pelayanan kesehatan adalah kunci keberhasilan program ini. Dikarenakan daerah Jalan Lumumba bisa dikatakan sebagai daerah kumuh, kelompok kami menyarankan untuk pemerintah fokus pada kesehatan dan keselamatan warga Lumumba yang tinggal di sebelah rel kereta api.

Referensi

MENJELANG AKHIR TAHUN, 27 KELURAHAN DI SURABAYA ZERO STUNTING. (2023, December 21). Retrieved from Pemerintah Kota Surabaya: https://www.surabaya.go.id/id/berita/77807/menjelang-akhir-tahun-27-kelurahan-di-su rabaya-zero-stunting

(2022). Kecamatan Wonokromo Dalam Angka 2022. Badan Pusat Statistik Surabaya. Surabaya: BPS Kota Surabaya.

Tags: HandaruanxLABIRIN, Social Projects, SGDs

Leave a comment