ditulis oleh Sandy Putra A, Inayah Divia, Warda Firdausil Kamala, Alfiyah, Salfa Risdalina, Euis Nurbaini Hikmatunnisa, Patrisia Arselita
Surabaya, 2023 – Populasi dunia tumbuh dengan kecepatan eksponensial. Perubahan iklim juga mengurangi jumlah sumber daya yang tersedia untuk produksi pangan. Oleh karena itu, masyarakat memerlukan wawasan dan inovasi baru untuk meningkatkan produksi pangan secara berkelanjutan, menyediakan makanan sehat bagi yang kelaparan dan kekurangan gizi, serta mengurangi kehilangan dan limbah pangan dalam rantai pasokan. Masyarakat juga perlu memiliki akses terhadap pangan sehat dan segar di samping akses terhadap pangan yang memadai. Dengan demikian, kesehatan masyarakat dan keamanan pangan pun akan meningkat (Agritecture, 2021). Produksi pangan berkelanjutan dapat tercapai ketika sektor pertanian juga dikelola secara berkelanjutan. Pertanian berkelanjutan berarti kegiatan pertanian yang dilakukan harus dapat mengurangi degradasi terhadap lingkungan namun juga dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan sumber daya melalui penciptaan inovasi dan teknologi terbaru. Sehingga dapat memberikan peluang kepada masyarakat untuk memulai pekerjaan yang sesuai dengan permintaan pasar dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Walaupun lahan lingkungan di perkotaan mengalami keterbatasan, namun masyarakat perkotaan juga membutuhkan media yang menyediakan akses universal terhadap ruang publik hijau yang aman, inklusif, dan mudah diakses. Kota berkelanjutan yang berupaya untuk mengurangi dampak polusi melalui pengurangan penggunaan pestisida dan herbisida dengan meningkatkan pemanfaatan air dan nutrisi alami sebagai media utamanya juga perlu dikembangkan. Sehingga tercipta masyarakat madani yang melakukan pengelolaan pemukiman untuk mengurangi ketergantungan konsumsi dan mampu menciptakan produksi secara mandiri di daerah perkotaan (United Nations, 2016).
Dengan berbagai latar belakang yang telah disampaikan di atas, maka kelompok 3 mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang mengikuti mata kuliah Sustainable Development kelas D melakukan kegiatan sosialisasi mengenai budidaya tanaman dengan sistem hidroponik. Hidroponik adalah teknik pemeliharaan atau budidaya tanaman tanpa menggunakan media tanah, namun menggunakan air sebagai gantinya (Roidah, 2014). Kegiatan ini dilakukan di balai RW 01 Kelurahan Panjang Jiwo, Kecamatan Tenggilis Mejoyo, Surabaya, Jawa Timur bersama dengan mitra kami yaitu Bapak Yoso Susriarto, S.Pd dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur sekaligus aktivis hidroponik. Sasaran kami yaitu daerah di perkotaan yang belum pernah terjamah oleh aktifitas kegiatan hidroponik, tepatnya warga di RW 01 Kelurahan Panjang Jiwo, Kecamatan Tenggilis Mejoyo, Surabaya, Jawa Timur. Kegiatan ini dilakukan dalam satu kali pertemuan yaitu berupa sosialisasi dan demonstransi penggunaan peralatan dan bahan yang digunakan dalam sistem pertanian hidroponik oleh pemateri dengan warga yang mengikuti kegiatan ini berjumlah 18 orang. Adapun sosialisasi mengenai sistem budidaya hidroponik yang dijelaskan oleh pemateri adalah hidroponik sistem wick yang sangat mudah bagi pelaku pemula karena hanya memanfaatkan kapilaritas air yang ada dan harus tetap mengalir. Keunggulan lain dari jenis sistem ini adalah tidak memerlukan perawatan yang lebih susah ataupun ribet dalam menjaga tanaman yang sedang dibudidayakan. Alangkah lebih baik jika kegiatan ini dipraktikan secara langsung oleh warga, namun karena keterbatasan waktu serta penyediaan alat dan bahan, kelompok kami tidak melakukannya.
Kami mengharapkan dengan adanya sosialisasi ini, masyarakat dapat melanjutkan program ini di rumah masing-masing dengan ilmu yang telah kami bagikan. Adapun target SDGs yang kami harapkan dapat tercapai melalui kegiatan ini yaitu ada empat target antara lain: (1) Target No.2: Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan perbaikan nutrisi serta mendorong pertanian berkelanjutan; (2) Target No.3: Menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan bagi semua orang di segala usia; (3) Target No.8: Mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, inklusif dan berkelanjutan, lapangan kerja penuh dan produktif serta pekerjaan yang layak untuk semua; dan (4) Target No.11: Menjadikan kota dan pemukiman inklusif, aman, berketahanan dan berkelanjutan (United Nations, 2016).
Saran kebijakan
Selama ini, Pemerintah Kota Surabaya terus mengoptimalkan keberadaan aset seperti Bekas Tanah Kas Desa (BTKD) untuk pemberdayaan masyarakat, salah satunya di bidang pertanian serta pemanfaatan lahan milik swasta dan instansi lain untuk dikelola oleh kelompok tani di Kota Surabaya. Ketahanan pangan juga telah menjadi program di Kota Pahlawan untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran sekaligus mencegah kerentanan pangan (Hakim, 2022). Namun, hal itu ternyata masih belum sepenuhnya efektif. Oleh karena itu, kelompok kami memberikan beberapa rekomendasi kebijakan yang dapat diterapkan guna mendukung budidaya tanaman hidroponik yaitu: (1) Kebijakan pemberian subsidi dan bantuan hidroponik terhadap desa ataupun petani yang akan menerapkan budidaya tanaman hidroponik, seperti subsidi dan bantuan bibit, pupuk, ataupun peralatan hidroponik yang lain; dan (2) Kebijakan pengembangan pasar lokal hidroponik dengan cara mendorong pengembangan pasar lokal untuk produk hasil hidroponik, sehingga nantinya akan meningkatkan daya saing produk lokal dan meningkatkan minat masyarakat lokal terhadap produk hasil hidroponik. Kedua kebijakan yang direkomendasikan ini saling berkaitan sehingga di kemudian hari dapat saling menguntungkan bagi semua pihak.
Referensi
Agritecture. (2021, July 6). How Urban Agariculture Is Addressing The UN’s Sustainable Development Goals. Retrieved December 17, 2023, from Agritecture Web site: https://www.agritecture.com/blog/2021/7/6/how-urban-agriculture-is-addressing-the-uns-sustainable-development-goals
Hakim, A. (2022, October 20). Kota Surabaya Sabet Penghargaan Peduli Ketahanan Pangan Tahun 2022. Retrieved December 18, 2023, from Antara News Jawa Timur: https://jatim.antaranews.com/berita/647533/kota-surabaya-sabet-penghargaan-peduli-ketahanan-pangan-tahun-2022
Roidah, I. S. (2014). Pemanfaatan Lahan Dengan Menggunakan Sistem Hidroponik. Jurnal Universitas Tulungagung BONOROWO, 1(2), 43-50.United Nations. (2016). Sustainable Development Goals. Retrieved December 17, 2023, from UN Web site: https://sdgs.un.org/goals
Tags: HandaruanxLABIRIN, Social Projects, SGDs

Leave a comment