ditulis oleh Habibie Purnomo Putra, Rizkya Sulistyarini, Virda Rizky Anggraini, Yohana Ajeng Purborini, Rio Ferdian Firmansyah, Anisa Septania, Haydar Faiq
Sidoarjo, 17 November 2023 – Kegiatan yang kami laksanakan berupa campaign kepada Siswa-Siswi sekolah menengah atas atau SMA di Sidoarjo. Kegiatan tersebut berupa campaign terkait perkembangan berkelanjutan atau Sustainable Development yang di canangkan oleh PBB. Kita memberikan pemahaman kepada siswa-siswi SMA tentang SDG’s atau Sustainable Development Goals yang sedang dilaksanakan oleh PBB. Kami mengambil point dari SDG’s nomor 12 dan 14 yaitu Responsible Consumption dan Life Below Water.
Dalam pelaksanaannya kami mengunjungi salah satu SMA swasta di sidoarjo, disana kami melakukan campaign terkait pembatasan sedotan plastik. Pada awal kegiatan kami melakukan pemaparan terlebih dahulu terkait SDG’s dan pemaparan dari mitra kami yaitu mahasiswa Ilmu kelautan yang memaparkan tentang jenis limbah yang ada di laut. Dalam campaign tersebut kami juga memberikan Stainles Straw sebagai wujud campaign yang kami lakukan, lalu para siswa yang berjumlah 30 anak tersebut akan melakukan campaign melalui media Instagram sebagai wujud campaign online media sosial. Campaign tersebut dilaksanakan tepatnya pada hari Jumat, 17 November 2023 dan berlokasi di SMA Hang Tuah 5 Sidoarjo, Jawa Timur.
After Movie “No Plastic Straw Campaign“
Campaign yang kelompok kami lakukan pada SMA Hangtuah 5 Sidoarjo dapat dikatakan berhasil karena indikator-indikator sudah terpenuhi. Dari mulai saat sosialisasi dilakukan para siswa dan siswi yang aktif bertanya mengenai materi SDG’s terutama pada nomor 12 dan 14. Sekitar 10 pertanyaan yang ditanyakan kepada kelompok kami dan sebaliknya sebagai indikator pemahaman peserta diberikan pertanyaan juga kepada para peserta seperti “Langkah kecil apa saja yang pernah kalian lakukan untuk mengurangi sampah plastik?” atau memberi kesempatan mereka untuk mengutarakan pemahaman mereka tentang SDG’s. Lalu pada campaign di Instagram dapat dikatakan berhasil karena antusiasme peserta yang mengikuti campaign #noplasticstraw pada IG stories mereka. Sekitar 25 peserta yang mengikuti campaign pada IG stories.
Pada acara #NoPlasticStraw Campaign yang kami laksanakan mengacu pada 2 capaian Sustainable Development Goals, yakni SDGs 12 Responsible Consumption and Production dan 14 Life Below Water. Metode kami selama melakukan #NoPlasticStraw Campaign untuk mengimplementasikan prinsip Sustainable Development Goals 12 & 14 ialah dengan memberikan edukasi tentang zero waste secara umum, meminimalisir penggunaan sampah plastik karena akan berakibat penumpukan limbah, membuang limbah dan sampah secara disiplin, menjelaskan konsep Reduce, Reuse, Recycle, penggunaan sedotan besi sebagai alternatif lain yang lebih berguna dibandingkan sedotan plastik, menjelaskan pentingnya ekosistem laut dan adanya sampah plastik menumpuk yang menjadi ancaman untuk planet dan seluruh entitas manusia di bumi, kemudian dilanjutkan dengan Campaign #NoPlasticStraw sebagai bentuk aksi nyata dari teori yang sudah dipelajari.
Secara lebih mendetail substansi dari kegiatan kami berkorelasi sesuai dengan SDGs 12 pada indikator 12.3 (Pada tahun 2030, mengurangi separuh limbah pangan global per kapita di tingkat ritel dan konsumen serta mengurangi kehilangan pangan di sepanjang rantai produksi dan pasokan, termasuk kerugian pasca panen), 12.5 (Pada tahun 2030, mengurangi timbulan sampah secara signifikan melalui pencegahan, pengurangan, daur ulang, dan penggunaan kembali) dan 12.8 (Pada tahun 2030, memastikan bahwa masyarakat dimana pun memiliki informasi dan kesadaran yang relevan untuk pembangunan berkelanjutan dan gaya hidup yang selaras dengan alam) (Department of Economic and Social Affairs Sustainable Development, n.d.). Serta Sustainable Development Goals 14 (Life Below Water) dengan indikator 14.1 (Pada tahun 2025, mencegah dan secara signifikan mengurangi segala jenis polusi laut, khususnya dari aktivitas di darat, termasuk sampah laut dan polusi nutrisi) (Department of Economic and Social Affairs Sustainable Development, n.d.).
Namun aksi #NoPlasticStraw Campaign yang kami jalankan tidak hanya memenuhi SDGs 12 dan 14 saja tetapi juga berkesinambungan dengan SDGs 4 Quality Education, yang dimana kami memberikan edukasi kepada OSIS SMA Hang Tuah 5 Sidoarjo mengenai Sustainable Development Goals dan zero waste dimana agenda ini mengacu pada SDGs 4 indikator 4.7 (Pada tahun 2030, memastikan bahwa semua peserta didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk mendorong pembangunan berkelanjutan, termasuk, antara lain, melalui pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan dan gaya hidup berkelanjutan, hak asasi manusia, kesetaraan gender, promosi budaya damai dan tanpa kekerasan, globalisasi. kewarganegaraan dan apresiasi terhadap keragaman budaya dan kontribusi budaya terhadap pembangunan berkelanjutan) (Department of Economic and Social Affairs Sustainable Development Goals, n.d.)
Saran Kebijakan
Pemerintah melalui kebijakan-kebijakannya berupaya untuk mengurangi atau menangani sampah plastik atau limbah plastik. Dalam hal ini, pemerintah perlu melakukan transformasi pengelolaan sampah berkelanjutan. Di mana penanganan sampah plastik tidak hanya berfokus pada pengelolaan hilir, tetapi juga pengurangan produksi dari sisi hulu (Kumparan, 2019). Salah satu upaya pemerintah yaitu melalui Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.75 Tahun 2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen. Dalam peraturan tersebut diatur mengenai standar kemasan produk produsen yang dapat didaur ulang atau dikomposkan. Standar tersebut diterapkan ke tiga jenis produsen, yaitu manufaktur, ritel, serta jasa makanan dan minuman. Hal ini diharapkan akan mengurangi sampah atau limbah plastik yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan atau produsen (Hagiworo, 2020).
Sehubungan dengan itu, pemerintah sebagai regulator juga perlu mengantisipasi potensi atau dampak buruk dari kebijakan tersebut, seperti penurunan keuntungan ekonomi hingga pemecatan tenaga kerja. Oleh karena itu, pemerintah perlu memastikan kebijakan berkeadilan (Napitupulu et al., 2021). Selanjutnya, di pihak konsumen pun sebenarnya sudah dilakukan upaya untuk mengurangi sampah plastik, salah satunya yaitu melalui Peraturan Daerah yang mengatur mengenai larangan penggunaan kantong plastik ketika berbelanja di supermarket atau minimarket. Sayangnya, kebijakan tersebut belum efektif diterapkan di seluruh wilayah di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah seharusnya lebih tegas akan hal ini, seperti melakukan sidak di sejumlah tempat.
Mengutip dari data dari kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kehutanan, 2023) sampai pada pertengahan tahun 2023 sampah nasional Republik Indonesia mencapai 13,5 ton sampah nasional yang tersebar dari berbagai daerah. Sampah ini didominasi oleh sampah plastik yang berasal dari limbah industri harian. Lalu untuk kota Sidoarjo dari data yang diberikan oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo volume sampah yang masuk pada TPA Jabon 2023 sebesar 17.860 ton terus menunjukan grafik turun hingga bulan Juni 2023 hanya sebesar 14.740 (Informatika, 2023) ton per bulan. Angka tersebut menunjukan rata-rata penurunan mencapai 60 ton per-hari.
Sampah plastik masih menjadi permasalahan terbesar yang perlu untuk diselesaikan. Penanganan sampah plastik di Sidoarjo sebetulnya sudah cukup baik. Hal tersebut dapat ditinjau dari pemisahan jenis tempat sampah yang telah disediakan oleh pemerintah kota sidoarjo. Selain itu pembangunan tempat pembuangan sampah terpadu (TPST) juga terus dilakukan oleh pemerintah kota Sidoarjo agar pengelolaan sampah dapat lebih maksimal. Untuk sampah-sampah yang tidak bisa dikelola lagi akan dikirim ke TPA Jabon. Sampah tersebut nantinya akan diproses menjadi bahan bakar jumputan padat atau refused derived fuel (RDF) yang digunakan untuk campuran atau pengganti batubara.
Dari campaign yang telah kami lakukan yakni penggunaan sedotan stainless sebagai pengganti sedotan plastik memang merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengurangi jumlah sampah plastik namun hal tersebut tidak menutup kemungkinan akan menyebabkan limbah metal lainnya. Selain berfokus pada pengurangan sampah plastik kita juga harus mengetahui bagaimana cara pengelolaan sampah plastik ini agar tidak tetap menjadi sampah.
Referensi
Astuti, R. S. (2022). Mengurai Timbunan Sampah Kota ”Delta” Sidoarjo Jadi Bahan Bakar PLTU. KOMPAS.
Department of Economic and Social Affairs Sustainable Development. (n.d.). Conserve and sustainably use the oceans, seas and marine resources for sustainable development. Retrieved Desember 20, 2023, from sdgs.un.org: https://sdgs.un.org/goals/goal14
Department of Economic and Social Affairs Sustainable Development. (n.d.). Ensure sustainable consumption and production patterns. Retrieved Desember 20, 2023, from sdgs.un.org: https://sdgs.un.org/goals/goal12#targets_and_indicators
Department of Economic and Social Affairs Sustainable Development Goals. (n.d.). Ensure inclusive and equitable quality education and promote lifelong learning opportunities for all. Retrieved Desember 20, 2023, from sdgs.un.org: https://sdgs.un.org/goals/goal4#targets_and_indicators
Hagiworo, H. (2020, September 18). Kebijakan Pemerintah Kurangi Sampah Plastik Dapat Dukungan dari Perusahaan Manufaktur. Money Kompas.com. Retrieved December 20, 2023, from https://money.kompas.com/read/2020/09/18/111900226/kebijakan-pemerintah-kurangi-sampah-plastik-dapat-dukungan-dari-perusahaan
Informatika, D. K. (2023). VOLUME SAMPAH DI TPA JABON TURUN 60 TON PERHARI. sidoarjokab.go.id.
Tags: HandaruanxLABIRIN, Social Projects, SGDs

Leave a comment